Cydalise et le Chèvre-pied (1924): Ketika Balet Menyatu dengan Mitologi Yunani dan Sensualitas Era Jazz

//

Joaquimma Anna

Pernahkah Anda membayangkan perpaduan antara mitologi Yunani kuno dengan suasana Paris di era Jazz yang gemerlap? Pada tahun 1924, Opera Paris mempersembahkan sebuah balet yang memukau dan sensual, “Cydalise et le Chèvre-pied” (Cydalise dan Satir). Dengan musik yang menggoda karya Gabriel Pierné dan koreografi Léo Staats, balet ini menghadirkan kisah cinta antara seorang nimfa dan satir, makhluk mitologi Yunani yang dikenal dengan sifatnya yang liar dan penuh gairah. Penasaran dengan perpaduan antara mitologi Yunani, balet klasik, dan sentuhan modern era Jazz yang dihadirkan dalam pertunjukan ini? Mari kita telusuri lebih dalam!

Mitos Yunani Bertemu Era Jazz

“Cydalise et le Chèvre-pied” terinspirasi oleh mitologi Yunani tentang Cydalise, seorang nimfa (makhluk perempuan cantik yang menghuni hutan dan air), dan seorang satir (makhluk setengah manusia setengah kambing yang dikenal dengan sifatnya yang liar dan gemar berpesta).

Namun, balet ini tidak hanya menceritakan kisah cinta antara Cydalise dan satir, tetapi juga menggambarkan kehidupan sosialita di Paris pada era Jazz yang gemerlap. Hal ini terlihat dari kostum-kostum para penari yang modern dan stylish, serta gerakan-gerakan tari yang dipengaruhi oleh tarian-tarian populer pada masa itu, seperti Charleston dan foxtrot.

Musik Pierné yang Menggoda dan Memikat

Gabriel Pierné, seorang komposer Prancis yang dikenal dengan karya-karyanya yang romantis dan elegan, menciptakan musik untuk “Cydalise et le Chèvre-pied” yang sangat sesuai dengan tema pertunjukan. Musiknya menggabungkan unsur-unsur balet klasik dengan sentuhan musik impresionis dan jazz, menciptakan suasana yang sensual, misterius, dan menggoda.

Salah satu bagian yang paling terkenal dari balet ini adalah “L’École des Ægipans” (Sekolah Satir), sebuah tarian yang enerjik dan ceria yang dibawakan oleh para satir muda. Musiknya yang riang dan menghentak, dipadukan dengan koreografi yang lucu dan nakal, menjadi salah satu adegan yang paling diingat dari pertunjukan ini.

Koreografi Staats yang Elegan dan Sensual

Léo Staats, seorang koreografer balet Belgia, menciptakan koreografi untuk “Cydalise et le Chèvre-pied” yang anggun dan sensual. Ia berhasil menerjemahkan musik Pierné yang menggoda ke dalam gerakan-gerakan balet yang indah dan ekspresif.

Koreografi Staats menampilkan tarian-tarian solo, duet, dan kelompok yang bervariasi. Tarian Cydalise yang elegan dan anggun, kontras dengan tarian para satir yang liar dan enerjik. Salah satu adegan yang paling memukau adalah duet antara Cydalise dan satir, yang menggambarkan gairah dan hasrat mereka melalui gerakan-gerakan yang intim dan sensual.

Desain Panggung dan Kostum yang Mewah

Desain panggung dan kostum untuk “Cydalise et le Chèvre-pied” diciptakan oleh Alexandre Benois, seorang seniman Rusia yang terkenal dengan karya-karyanya untuk balet dan opera. Benois menciptakan set dekorasi yang mewah dan detail, menggambarkan hutan Arcadia, tempat tinggal para nimfa, dan suasana malam di Paris pada era Jazz.

Kostum-kostum para penari dirancang dengan indah dan elegan, mencerminkan gaya busana pada era Jazz. Gaun-gaun panjang yang terbuat dari kain-kain sutra dan beludru, dihiasi dengan perhiasan-perhiasan berkilauan, menambah kesan mewah dan glamor pada pertunjukan.

Penerimaan Kritik dan Pengaruh yang Luas

“Cydalise et le Chèvre-pied” pertama kali dipentaskan di Opéra Garnier, Paris, pada tanggal 15 Januari 1923 dan mendapatkan sambutan yang beragam dari kritikus. Beberapa kritikus memuji musik Pierné yang indah dan koreografi Staats yang sensual, sementara yang lain menganggap tema balet ini terlalu vulgar dan tidak sopan.

Namun, terlepas dari kontroversi, “Cydalise et le Chèvre-pied” dianggap sebagai salah satu karya balet paling penting dan berpengaruh di era 1920-an. Balet ini berhasil menggabungkan mitologi Yunani dengan suasana Paris pada era Jazz, menciptakan sebuah karya yang unik dan inovatif.

Kesimpulan

“Cydalise et le Chèvre-pied” (1924) adalah sebuah mahakarya balet yang berhasil menggabungkan mitologi Yunani dengan suasana Paris era Jazz yang gemerlap. Musik Pierné yang menggoda, koreografi Staats yang sensual, dan desain panggung serta kostum yang mewah, menjadikan balet ini sebuah pengalaman menonton yang tak terlupakan.

Bagi Anda yang menyukai balet dan tertarik dengan mitologi Yunani atau era Jazz, “Cydalise et le Chèvre-pied” adalah sebuah pertunjukan yang wajib ditonton. Saksikan sendiri bagaimana kisah cinta antara nimfa dan satir dihidupkan di atas panggung dengan sentuhan modern dan penuh gairah.

Referensi:

  • Wikipedia: Cydalise et le Chèvre-pied
  • The Ballet Bag: Cydalise et le Chèvre-pied
  • AllMusic: Cydalise et le Chèvre-pied, ballet in 2 acts
  • YouTube: Cydalise et le Chèvre-pied: Suites from the ballet in three tableaux (1914-15)

Leave a Comment

Rislah